Monday, February 25, 2013

SAKIT MAAG BISA MENJADI KANKER LAMBUNG

0 comments


Bisa jadi maag adalah penyakit yang sering Anda dengar. Bahkan, mungkin Anda termasuk orang yang kerap dibuat merintih kesakitan oleh penyakit tersebut.

Mulai sekarang sebaiknya kita memasang ancang-ancang untuk mencegah (bagi yang belum terkena) dan mengendalikan (bagi yang sudah terkena). Bukan apa-apa, karena selain membawa ketidaknyamanan saat terjadi serangan, penyakit maag juga berpeluang menggiring kita ke berbagai komplikasi yang lebih serius.

Istilah maag sebenarnya merujuk kepada lambung. Dalam telaah kedokteran, maag lebih mengarah kepada gastritis yaitu peradangan pada lambung. Gastritis sendiri memberikan gejala yang bersifat subjektif dan lebih dispesifikkan kepada rasa tidak enak, bisa berupa nyeri yang terutama dirasakan di ulu hati, muntah, mual, kembung, cepat merasa kenyang, serta heartburn/pirosis/rasa terbakar di dada.

Dalam setiap waktu, lambung tetap menghasilkan asam. Namun, kadar asam akan meningkat dengan adanya makanan, tepatnya dimulai pada saat kita melihat, membayangkan, atau mencium aroma makanan. Makanan ibarat zat basa yang akan meningkatkan pH di lambung.

Oleh karena itu, kiranya hal di atas bisa menjadi jawaban mengapa orang dengan jam makan yang tidak teratur atau suka menunda-nunda waktu makan berpotensi menderita gastritis. Sekalipun memiliki sawar pelindung, jika kadar asam terlalu banyak maka lapisan pelindung akan mengalami erosi sehingga menimbulkan peradangan pada dinding lambung.

Infeksi bakteri Helicobacter pylori juga dapat menyebabkan gastritis yang disertai dengan ulkus (borok) pada lambung. Begitu pula halnya dengan penggunaan obat antinyeri (seperti aspirin) yang berkepanjangan. Hal ini dikarenakan obat antinyeri mengurangi produksi prostagladin yang merupakan pelindung dinding lambung.

Merokok dan stres juga merupakan faktor risiko terjadinya gastritis. Begitu pula dengan kopi (termasuk kopi tanpa kafein), teh, cola, makanan berempah, makanan berlemak, atau ketan yang diyakini dapat mencetuskan gastritis dan rasa tidak nyaman pada perut.

kita harus meminimalkan faktor pencetus agar gastritis tidak berulang kembali. Hal tersebut penting karena gastritis dapat berakhir pada komplikasi berupa kanker lambung.

Paparan asam abnormal yang terus-menerus akan membuat sel lambung berubah sifat menjadi sel ganas. Pada perjalanan berikutnya, sel ganas akan terus membelah guna memperbanyak diri. Keadaan seperti inilah yang kita sebut sebagai kanker lambung atau gastric carcinoma. Infeksi H.pylori, makanan kaya garam dan rendah serat, serta faktor genetik juga merupakan beberapa pemicu kanker lambung.

Gejala kanker lambung stadium awal sering tidak jelas dan kerap dirancukan dengan gastritis. Oleh karena itu, tidak mengherankan mengapa sebagian pasien datang mencari pengobatan setelah kanker memasuki stadium lanjut. Bagi Anda yang memiliki penyakit maag, sudah saatnya meningkatkan benteng pertahanan guna meminimalkan kekambuhan.

Jangan sampai penyakit yang kerap dianggap lumrah itu menggiring Anda kepada keadaan seperti kanker lambung. Mulailah mengatur jadwal agar Anda dapat makan dengan teratur setiap harinya. Hindari makanan yang merangsang lambung, termasuk di dalamnya faktor risiko yang dapat mencetuskan gastritis. Jika Anda tetap harus mengonsumsi obat antinyeri, pastikan obat tersebut tidak dimakan dalam keadaan perut kosong.

0 comments:

Post a Comment